ULTRASONOGRAFI (USG)
A.
PENDAHULUAN
Saat
ini perkembangan dunia teknologi sangat berkembang pesat terutama dalam dunia
IT (Informatic Technology). Perkembangan dunia IT
berimbas pada perkembangan berbagai macam aspek kehidupan manusia. Salah satu
aspek yang terkena efek perkembangan dunia IT adalah kesehatan. Dewasa ini
dunia kesehatan modern telah memanfaatkan perkembengan teknologi untuk
meningkatkan efisiensi serta efektivitas di dunia kesehatan. Salah satu contoh
pengaplikasian dunia IT di dunia kesehatan adalah penggunaan alat-alat
kedokteran yang mempergunakan aplikasi komputer, salah satunya adalah USG
(Ultra sonografi).
Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging
diagnostik ( pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan alat alat dalam tubuh
manusia, diman kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan serta
hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat non-invasif,
tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman
dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang tinggi. Takada kontra
indikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit
penderita. Dalam 20 tahun terakhir ini, diagnostik ultrasonik berkembang dengan
pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai peranan penting untuk menentukan
kelainan berbagai organ tubuh
B.
ULTRASONOGRAFI
1.
Pengertian
USG adalah suatu alat
dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang
suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz - 2000 kHz) yang kemudian
hasilnya ditampilkan dalam layar monitor.
Ultrasonografi medis (sonografi)
adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan
menggunakan suara ultra yang
digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur,
dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi
obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan.
Pilihan frekuensi
menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam tubuh pasien. Diagnostik
sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2 sampai 13 megahertz.
Sedangkan dalam
fisika istilah "suara ultra" termasuk ke seluruh energi akustik
dengan sebuah frekuensi di atas pendengaran manusia (20.000 Hertz),
penggunaan umumnya dalam penggambaran medis melibatkan sekelompok frekuensi
yang ratusan kali lebih tinggi.
Ultrasonografi atau yang lebih dikenal dengan singkatan USG digunakan luas
dalam medis. Pelaksanaan prosedur diagnosis atau terapi dapat dilakukan dengan
bantuan ultrasonografi (misalnya untuk biopsi atau pengeluaran cairan).
Biasanya menggunakan probe yang digenggam yang diletakkan di atas pasien dan
digerakkan: gel berair memastikan penyerasian antara pasien dan probe.
Dalam kasus kehamilan, Ultrasonografi (USG) digunakan oleh dokter spesialis
kedokteran (DSOG) untuk memperkirakan usia kandungan dan memperkirakan hari
persalinan. Dalam dunia kedokteran secara luas, alat USG (ultrasonografi)
digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan diagnosa atas bagian tubuh yang
terbangun dari cairan.
Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik
kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekira tahun 1920-an, prinsip
kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran. Penggunaan ultrasonik
dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi
bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit.
Dalam hal ini yang dimanfaatkan adalah kemampuan gelombang ultrasonik dalam
menghancurkan sel-sel atau jaringan “berbahaya” ini kemudian secara luas
diterapkan pula untuk penyembuhan penyakit-penyakit lainnya. Misalnya, terapi
untuk penderita arthritis, haemorrhoids, asma, thyrotoxicosis, ulcus pepticum
(tukak lambung), elephanthiasis (kaki gajah), dan bahkan terapi untuk penderita
angina pectoris (nyeri dada). Baru pada awal tahun 1940, gelombang ultrasonik
dinilai memungkinkan untuk digunakan sebagai alat mendiagnosis suatu penyakit,
bukan lagi hanya untuk terapi. Hal tersebut disimpulkan berkat hasil eksperimen
Karl Theodore Dussik, seorang dokter ahli saraf dari Universitas Vienna,
Austria. Bersama dengan saudaranya, Freiderich, seorang ahli fisika, berhasil
menemukan lokasi sebuah tumor otak dan pembuluh darah pada otak besar dengan
mengukur transmisi pantulan gelombang ultrasonik melalui tulang tengkorak.
Dengan menggunakan transduser (kombinasi alat pengirim dan penerima data),
hasil pemindaian masih berupa gambar dua dimensi yang terdiri dari barisan
titik-titik berintensitas rendah. Kemudian George Ludwig, ahli fisika Amerika,
menyempurnakan alat temuan Dussik.
Teknologi transduser digital sekira tahun 1990-an memungkinkan sinyal
gelombang ultrasonik yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan
tubuh dengan lebih jelas. Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat
membantu teknologi ini. Gelombang ultrasonik akan melalui proses sebagai
berikut, pertama, gelombang akan diterima transduser. Kemudian gelombang
tersebut diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga bentuk tampilan
gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari
transduser penghasil gambar dua dimensi atau tiga dimensi. Seperti inilah
hingga USG berkembang sedemikian rupa hingga saat ini.
Ultrasonography adalah salah satu dari produk
teknologi medical imaging yang dikenal sampai saat ini Medical imaging (MI)
adalah suatu teknik yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau
suatu jaringan sel (tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka (non-invasive).
Interaksi antara fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik pendetektian
hasil interaksi itu sendiri untuk diproses dan direkonstruksi menjadi suatu
citra (image), menjadi dasar bekerjanya peralatan MI.
Ultrasonografi medis digunakan dalam:
2. Sejarah USG
Pertama kali ultrasonik ini digunakan dalam bidang teknik untuk radar,
yaitu teknik SONAR ( Sound, Navigation and Ranging) oleh Langevin (1918),
seorang Perancis, pada waktu perang dunia ke I, untuk mengetahui adanya kapal
selam musuh. Kemudian digunakan dalam pelayaran untukmenentukan kedalaman laut.
Menjelang perang dunia ke II (1937), teknik ini digunakan pertama kali untuk
pemeriksaan jaringan tubuh, tetapi hasilnya belum memuaskan.
Berkat kemampuan dan kemajuan teknologi yang pesat, setelah perang dunia
keII, USG berhasil digunakan untuk pemeriksaan alat-alat tubuh.
Hoery dan Bliss pada tahun 1952, telah melakukan pemeriksaan USG pada
beberapa organ, misalnya pada hepar dan ginjal. Sekarang Usg merupakan alat
praktis dengan pemeriksaan klinis yang luas.
3. Prinsip USG
Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekwensi lebih tinggi daripada
kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya
sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekwensi antara 20 –
20.000 Cpd (Cicles per detik- Hertz).. Sedangkan dalam pemeriksaan USG ini
mengunakan frekwensi 1- 10 MHz ( 1- 10 juta Hz).
Gelombang suara frekwensi tingi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal
yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transducer. Perubahan bentuk akibat
gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan teganganlistrik. Fenomena ini
disebut efek Piezo-electric, yang merupakan dasar perkembangan USG selanjutnya.
Bentuk kristal juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai
dengan polaritas medan listrik yang melaluinya, kristal akan mengembang dan
mengkerut, maka akan dihasilkan gelombang suara frekwensi tingi.
4.
Fisika dasar gelombang ultrasonik pada usg
Pemahaman
mengenai sifat fisik gelombang ultrasonik sangat diperlukan didalam pemeriksaan
USG, antara lain :
a. Untuk mengetahui prinsip
kerja, cara pemakaian dan cara pemeriksaan alat USG
b. Untuk membuat interpretasi
gambaran USG dan mengenal berbagai gambaran artefak yang ditimbulkan
c. Untuk memahami efek
biologik dan segi keamanan dalam penggunaan alat diagnostik USG yang dewasa ini
masih perlu dipantau
Gelombang
ultrasonik merupakan gelombang suara frekuensi gelombang suara yang dapat
didengar oleh telinga manusia. Alat diagnostik USG menggunakan gelombang
ultrasonik yang mempunyai frekuensi 1-10 MHz. Kecepatan gelombang suara didalam
suatu medium akan berbeda dari medium lainnya. Sifat akustik medium menentukan
perbedaan ini.
Pengurangan
intensitas merupakan atenuasi, yang dapat disebabkan oleh mekanisme, refleksi,
refraksi, absorpsi dan scattening.
Pengaruh
atenuasi dalam pemeriksaan USG :
a. Atenuasi akan membatasi
kemampuan alat USG dalam memeriksa truktur jaringan tubuh hanya sampai batas ke
dalaman tertentu.
b. Adanya atenuasi yang
berbeda pada jaringan tubuh akan memberikan gambaran USG yang berbeda pula
c. Alat USG sulit digunakan
untuk memeriksa struktur jaringan tulang organ yang berisi gas
Faktor yang menambah keamanan penggunaan USG yang banyak
dipakai saat ini mempunyai intensits <10 MW/Cm2. Faktor lain yang
menambah keamanan penggunaan USG, baik terhadap ibu maupun janin :
a. Gel ultrasonik yang
digunakan adalah jenis pulsa, sehingga efek kumulatif di dalam jar sangat kecil
b. Dinding abdomen ibu (pada transabdominal) akan
mengabsorpsi sebagian intensitas gel ultrasonic
c. Vaskularisasi pada dinding
abdomen ibu dan janin akan menetralisir efek panas dari gel ultrasonik.
Pemakaian USG jenis real tim dan adanya gerakan
janin akan menghindari terfokusnya intensitas gelombang ultrasonik pada suatu
organ yang lama
5. JENIS PEMERIKSAAN USG
a. USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar
yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan. USG 2D hanya menggunakan dimensi panjang dan lebar.
Janin akan tampak samar-samar seperti bayangan tapi gerakannya terpantau
pada layar monitor. Untuk pemeriksaan awal biasanya dokter menggunakan USG 2D.
Jika ditemukan kelainan janin barulah digunakan USG 3D atau 4D.
USG 2D saja sebetulnya sudah sangat memadai untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan. Kecuali dalam keadaan kelainan tertentu yang
harus dilakukan pemeriksaan 4D, seperti dicurigai adanya kelainan bawaan
kecil-kecil. Kalau yang besar2 seperti hidrosefalus (besar kepala), anensefali
(nggak ada batok kepala), amelia (tidak ada anggota gerak) dll masih bisa
'dilihat' dengan USG 2 D.
b. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut
koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam
hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari
posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan
janinnya yang diputar).
c. USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk
USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang
diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar
janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan
membayangkan keadaan janin di dalam rahim. USG 4D adalah hasil penyempurnaan
dari USG 3D. Menggunakan empat dimensi yakni lebar, panjang, kedalaman plus
gerak (dimensi waktu). Sehingga hasilnya lebih detail dan akurat, karena
bisa melihat bentuk janin secara yang nyata. Bahkan mancung atau peseknya
hidung janin pun bisa diketahui. Alat ini dikembangkan pada tahun 1992 oleh
seorang peneliti, Kazunori Baba dari Institute of Medical Electronics,
Universitas Tokyo.
d. USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran
tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai
keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:
1)
Gerak napas janin (minimal
2x/10 menit).
2)
Tonus (gerak janin).
3)
Indeks cairan ketuban
(normalnya 10-20 cm).
4)
Doppler arteri umbilikalis.
5)
Reaktivitas denyut jantung
janin.
6. Cara Kerja alat Ultrasonografi
Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara.
Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh
transducer, yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan
dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus
menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam echo sesuai dengan
jaringan yang dulaluinya.
Pantulan echo yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur
transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan
selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar oscilloscope. Dengan
demikian bila transducer digerakkan seolah0olah kita melakukan irisan-irisan
pada bagian tubuh yang dinginkan, dan gambaran irisan-irisan tersebut akan
dapat dilihat pada layar monitor.
Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance accoustic tertentu. Dalam
jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam echo, jaringan tersebut
dikatakan echogenic. Sedang jaringan yang homogen hanya sedikit atau sama
sekali tidak ada echo, disebut anecho atau echofree . Suatu rongga berisi
cairan bersifat anechoic, misalnya : kista, asites, pembuluh darah besar,
pericardial dan pleural efusion.
Display Mode’s
Echo dalam jaringan dapat diperlihatkan dalam bentuk :
a. A- mode L : Dalam sistem ini, gambar
yang berupa defleksi vertikal pada osiloskop. Besar amplitudo setiap defleksi
sesuai dengan energy eko yang diterima transducer.
b. B- mode : Pada layar monitor (screen) eko nampak sebagai suatu titik dan garis terang
dan gelapnya bergantung pada intensitas eko yang dipantulkan dengan sistem ini
maka diperoleh gambaran dalam dua dimensi berupa penampang irisan tubuh, cara
ini disebut B Scan.
c. M- mode : Alat ini biasanya digunakan untuk memeriksa jantung. Tranducer tidak
digerakkan. Disini jarak antara transducer dengan organ yang memantulkan eko
selalu berubah, misalnya jantung dan katubnya.
7. Penyulit
Suatu penyulit yang umum pada pemeriksaan USG
disebabkan karena USG tidak mampu menembus bagian tertentu badan. Tujuh puluh
persen gelombang suara yang mengenai tulang akan dipantulkan, sedang pada
perbatasan rongga-rongga yang mengandung gas 99% dipantulkan. Dengan demikian
pemeriksaan USG paru dan tulang pelvis belum dapat dilakukan. Dan diperkirakan
25% pemeriksaan di abdomen diperoleh hasil yang kurang memuaskan karena gas
dalam usus. Penderita gemuk agak sulit, karena lemak yang banyak akan
memantulkan gelombang suara yang sangat kuat.
8. Waktu yang tepat untuk pemeriksaan
Pemeriksaan dengan USG wajib semasa kehamilan sebetulnya hanya dua kali,
yaitu:
a. Saat pertama kali pemeriksaan kehamilan (usia kehamilan berapa pun namun
biasanya pada usia kehamilan 10-12 minggu). Pemeriksaan ini dilakukan sebagai
skrining awal. Gambaran janin yang masih sekitar 8 cm akan terlihat tampil
secara utuh pada layar monitor.
b. Usia kehamilan 20-24 minggu sebagai skrining lengkap.
Setelah usia kehamilan lebih dari 12 minggu gambaran janin pada layar monitor
akan terlihat sebagian-sebagian/tidak secara utuh. Karena alat scan USG punya
area yang terbatas, sementara ukuran besar janin sudah bertambah atau lebih
dari 8 cm. Jadi, untuk melihat kondisi janin dapat per
bagian, misalnya detail muka, detail jantung, detail kaki dan sebagainya.
Selain itu, penggunaan alat USG dapat dilakukan atas dasar indikasi yakni:
a. Pemeriksaan USG serial untuk mengukur pertumbuhan berat badan janin.
b. Bila perlu pada usia kehamilan 38-42 minggu untuk melihat bagaimana posisi
bayi apakah melintang, kepala turun, dan lainnya.
9. Persiapan pasien
Sebenarnya tidak diperlukan persiapan khusus.
Walaupun demikian pada penderita obstivasi, sebaiknya semalam sebelumnya
diberikan laksansia. Untuk pemeriksaan alat-alat rongga di perut bagian atas,
sebaiknya dilakukan dalam keadaan puasa dan pagi hari dilarang makan dan minum
yang dapat menimbulkan gas dalam perut karena akan mengaburkan gambar organ
yang diperiksa. Untuk pemeriksaan kandung empedu dianjurkan puasa
sekurang-kurangnya 6 jam sebelum pemeriksaan, agar diperoleh dilatasi pasif
yang maksimal. Untuk pemeriksaan kebidanan dan daerah pelvis, buli-buli harus
penuh.
SARAN UNTUK IBU HAMIL
a. Saat akan menjalani pemeriksaan, untuk minum lebih banyak sebelumnya, hal
ini untuk mempermudah pengamatan yang akan dilakukan oleh dokter
b. Untuk mempermudah pemeriksaan, usahakan untuk menggunakan baju yang sedikit
longgar.
c. Saat layar menunjukan gambar janin, jangan ragu bertanya jika Anda ingin
tahu tentang kehamilan dan janin Anda pada dokter.
10. Indikasi Pemeriksaan
Belum
ada keseragaman:
a.
Usia kehamilan tidak jelas
1)
Diameter G.S (KG)
2)
Jarak kepala bokong
(crown-rump length. CRL)
3)
Diameter Giparietal dan Femur
Pengukuran Biometrik:
1)
Diameter gipanietal (DBP) à
baik pada trimester II
2)
Lingkar kepala
3)
Femur
4)
Lingkaran perut à
paling tidak akurat
5)
Lain-lain:
a)
Jarak biorbita
b)
Panjang humerus
c)
Panjang fibia-fibula
d)
Panjang radius-ulna
e)
Lebra serebelum
f)
Ukuran jantung
g)
Ukuran ginjal
h)
Ukuran limpa, dsb
Parameter
yang paling sering digunakan adalah : Ukuran DBP dan Femur
i)
Semakin tua usia kehamilan, variasi biologik makin lebar
j)
Semakin tua usia kehamilan,makin berkurang ketepatan
k) Semakin tua usia kehamilan,
penentuan usia kehamilan
l)
Semakin tua usia kehamilan, melalui pemeriksaan biometri
b.
Tersangka kehamilan multiple
Dapat
dijumpai lebih dari 1 kantong gestasi. Dapat diketahui dengan jelas mulai
kehamilan 6 minggu.
c.
Perdarahan dalam kehamilan
Komplikasi pada Kehamilan
Trimester I:
1)
Perdarahan nidasi à
tanda Hartman
2)
Abortus à
USG untuk menilai keadaan mudiqah/janin serta luasnya daerah perdarahan intra
uterin
3)
Kehamilan Anembrionik
(blighted ovum)
4)
Molahidalidosa
d.
Kehamilan Ektropik
e.
Tersangka kematian mudiqah
(janin)
f.
Tersangka kehamilan ektopik
g.
Tersangka kehamilan mola
h. Terdapat perbedaan tinggi
fundus uteri dan lamanya amenorea
i.
Presentasi janin tidak jelas.
Pemeriksaan USG pada kehamilan Trimester II dan III :
pemeriksaan Leopold yang sukar karena pasien gemuk, kehamilan protein,
hidramion
j.
Tersangka pertumbuhan janin
terhambat
k.
Tersangka janin besar
l.
Tersangka
oligohidramion/polihidramion
m.
Penentuan profil tersangka
biofisik janin
n. Evaluasi letak dan keadan
plasenta
Pemeriksaan
USG pada kehamilan Trimester II dan III: Pemeriksaan Leopold yang sukar karena
pasien gemuk, kehamilan protein, hidramin, dsb.
o.
Adanya resiko/tersangka cacat
bawaan
Kelainan kongenital akan semakin besar, bila ditemukan:
1) Oligohidramnion, terutama sebelum kehamilan 20
minggu
2) Hidramnion (polihidramnion)
3) Pertumbuhan janin terhambat (IUGR)
4) Kelainan bentuk tubuh
(Contoh : kepala tidak oval)/struktur intrafetal (asites, tumor)
5) Terdapat perbedaan
mencolok dalam ukuran biometri satu dnegan lainnya pada usia kehamilan
6)
Plasenta yang membesar pada usia kehamilan
7)
Tidak terlihat salah satu akumulikalis
8)
Aktivitas biofisik janin abnormal (berkarang/bo +)
Anasenfalus
Ditandai
: tidak terbentuknya tulang-tulang frontal, parietal dan oksipetal.
Mikrosefalus
Disertai
gangguan pertumbuhan otak. Biasanya mengalami kemunduran intelektual dan
gangguan pertumbuhan.
Ensefalokel
Disebabkan
oleh defek tulang kepala, biasanya terjadi di bagian oksipital, kadang-kadang
juga dibagian nasal, frontal atau parietal pada defek yang besar sering
disertai hermiasi jaringan otak (eksensefalus).
Ensefalokel
mudah dideteksi dengan USG bila defek tulang kepala cukup besar, apalagi bila
sudah herniasi. Akan
tetapi lesi pada tulang kepala menjadi sulit dikenali bila terdapat
digohidramin
Spina
Pada
penampang longitudinal, spina terlihat sebagai 2 garis paralel yang ekhogenik
menyerupai gambaran rel kereta api.
Spina
Bifida
Merupakan
kelainan sel neural akibat kegagalan dalam proses penutupan arkus vertebrata.
Dapat terjadi di daerah lumbo sakral (90%), toraks (6%), serukal (3%). Pada 70%
kasus dijumpai adanya hidrosefalus.
Toraks à dengan melihat struktur
jangtung di dalamnya.
Bentuk =
gell shape dengan bagian apeks menunjuk ke arah kranial dan bagian basal
dibatasi diafragma.
USG:
yang dipakai penampang longitudinal melalui keempat rongga jantung
(four-chamber view)
Abdomen
Disertai
kelainan jantung, sel kemih atau kelainan pada sindroma down. Obstruksi sel
cerna bagian proximal ileum à
hidramnio.
Hidrops
fetalis diserta asites serta pembesarn hepar dan limfa
Kelainan
abdomen dapat dideteksi dengan USG :
a.
Obstruksi traktus
gastrointestinal
b.
Gastrokisis, omfalokel
c.
Hernia umbilikalis
d.
Hernia diafragma
Traktus Urogenitalis
Banyaknya
cairan amnion, terutama kehamilan trimester III, sangat ditentukan oleh
banyaknya urin yang diproduksi janin.
a. Sindrom potter (agenesis
renal bilateral, oligohiodramnion, kelainan bentuk wajah, hipoplasia paru)
b. Ginjal polikistik bilateral
(resesif autosomal) à terlihat massa tumor
ekhogenik intra abdomen
c. Ginjal multikistik à unilateral à 20% (paling sering) Ø 1-2 cm à 6 cm
d. Obstruksi sel kencing
distal (uretral) à kandung kencing melebar +
hidronefrosis dan dilatasi ureter
Esktremitas
Untuk
mendeteksi adanya diplasia seperti dwafisme, fekomelia, okhondroplasi dan
beberapa keadaan hipomineralisasi (akhondrogenesis, osteogenesis, imperfekta,
dsb).
Kelainan
jari : polidaktili, adakhili, sindaktili dan ektrodakili.
Alat
Kelamin
Mudah
diidentifikasi dengan USG setelah kehamilan 20 mg
Penyulit
pada : Oligohidramin, Kehamilan multiple, Janin sungsang
Petunjuk
yang dapat ditujukan untuk memberitahukan jenis kelamin pada pasien:
a. Pemeriksa telah cukup mahir
dan berpengalaman dalam mengidentifikasi jenis kelamin
b. Jangan menerka jenis
kelamin apabila pemeriksa tidak yakin
c. Jangan memberitahukan jenis
kelamin janin, apabila pasien tidak memintanya secara spontan
d. Meskipun pasien memintanya,
lebih bijaksana untuk tidak memberitahukan hasil, sekiranya jawaban itu akan
mengecewakan pasien.
Jenis kelamin laki-laki à penis
dan skrotum
Trimester
III à testis dalam skrotum
(terutama bila terdapat hidrokel yang normal bnyak dijumpai)
Jenis kelamin perempuan à labia
mayora dan minora
Lebih sulit di identifikasi < 24 minggu
Jangan identifikasi atas dasar tidak terlihatnya penis
dan skrotum.
e. Alat bantu dalam tindakan
obstetri, seperti versi luar, versi ekstraksi, plasenta manual, dsb
9) Tersangka hamil dengan IUD
10)
Tersangka kehamilan dengan bentuk uterus abnormal
11)
Tersangka kehamilan dengan bentuk uterus abnormal
12)
Sebagai alat bantu dalam tindakan intervensi seperti
amniosintesis, biopsivili korales, transfusi intrauterine, fetuskopi, dsb
11. Cara Pemeriksaan
Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Pervaginam
1)
Memasukkan probe USG
transvaginal/seperti melakukan pemeriksaan dalam.
2)
Dilakukan pada kehamilan di
bawah 8 minggu.
3)
Lebih mudah dan ibu tidak
perlu menahan kencing.
4)
Lebih jelas karena bisa
lebih dekat pada rahim.
5)
Daya tembusnya 8-10 cm
dengan resolusi tinggi.
6)
Tidak menyebabkan
keguguran.
b. Perabdominan
1)
Probe USG di atas perut.
2)
Biasa dilakukan pada
kehamilan lebih dari 12 minggu.
3)
Karena dari atas perut maka
daya tembusnya akan melewati otot perut, lemak baru menembus rahim.
12. Pemakaian Klinis
USG digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis
dalam berbagai kelainan organ tubuh. USG digunakan antara lain :
a. Menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut dan pelvis.
b. membedakan kista dengan massa yang solid.
c. mempelajari pergerakan organ (jantung, aorta, vena kafa), maupun pergerakan
janin dan jantungnya.
d. Pengukuran dan penetuan volum. Pengukuran aneurisma arterial,
fetalsefalometri, menentukan kedalaman dan letak suatu massa untuk bioksi.
Menentukan volum massa ataupun organ tubuh tertentu (misalnya buli-buli,
ginjal, kandung empedu, ovarium, uterus, dan lain-lain).
e. Biopsi jarum terpimpin. Arah dan gerakan jarum menuju sasaran dapat
dimonitor pada layar USG.
f. Menentukan perencanaan dalam suatu radioterapi. Berdasarkan besar tumor dan
posisinya, dosis radioterapi dapat dihitung dengan cepat. Selain itu setelah
radioterapi, besar dan posisi tumor dapat pula diikuti.
g. konfirmasi kepastian kehamilan. Embrio dalam kantung kehamilan dapat dilihat pada
awal kehamilan 5 minggu dan detak
jantung janin biasanya terlihat jelas dalam usia
7 minggu.
h. Mengetahui usia kehamilan. Untuk mengetahui usia kehamilan dapat
dengan menggunakan ukuran tubuh fetus, panjang kaki dan lingkar kepala, sehingga dapat memperkirakan kapan tanggal persalinan.
i.
Memantau pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan.
j.
Mengetahui lebih
lanjut adanya ancaman keguguran. Jika terjadi pendarahan vagina awal, USG dapat menilai kesehatan dari fetus. Jika detak jantung janin jelas, maka prospek yang baik untuk melanjutkan kehamilan.
k. Masalah dengan plasenta. USG dapat menilai kondisi plasenta dan adanya masalah-masalah
seperti plasenta revia dll.
l.
Memastikan adanya
kehamilan ganda/kembar, apakah ada satu
atau lebih janin di dalam
rahim.
m. Mengukur jumlah cairan ketuban. Masalah terjadi ketika kandungan berlebihan cairan ketuban atau terlalu sedikit.
Volume (jumlah cairan) dapat dinilai dengan USG.
n. Kelainan letak janin. Bukan saja kelainan letak janin dalam rahim, tapi juga banyak kelainan janin seperti hidrosefalus, anesefali, sumbing, kelainan jantung, kelainan kromoson, dll.
13.
Manfaat USG dalam kehamilan
a. Trimester I
1)
Memastikan hamil atau
tidak.
2)
Mengetahui keadaan janin,
lokasi hamil, jumlah janin dan tanda kehidupannya.
3)
Mengetahui keadaan rahim
dan organ sekitarnya.
4)
Melakukan penapisan awal
dengan mengukur ketebalan selaput lendir, denyut janin, dan sebagainya.
b. Trimester II:
1)
Melakukan penapisan secara
menyeluruh.
2)
Menentukan lokasi plasenta.
3)
Mengukur panjang
serviks.
c.
Trimester III:
1)
Menilai kesejahteraan
janin.
2)
Mengukur biometri janin
untuk taksiran berat badan.
3)
Melihat posisi janin dan
tali pusat.
4)
Menilai keadaan plasenta.
14.
Cara Membaca hasil
USG
Waktu dilakukan pemeriksaan USG, pasien selalu
menanyakan berapa berat dan panjang bayinya. Untuk berat bisanya terukur jika
kehamilan mencapai usia 20 minggu-an, karena dibawah angka ini alat USG akan
mengeluarkan kata "ERROR" jika dilakukan pengukuran berat janin.
Sedangkan untuk panjang bayi ? Tidak bisa diukur panjangnya, karena posisi kaki
bayi yang nggak lurus (bayi selalu posisi seperti orang bersila). Yang bisa
diukur adalah panjang dari ujung kepala ke ekornya atau istilah medisnya CRL
(Crown Rump Lenght).
Tetapi nggak usah kecewa dulu karena nggak tahu berapa panjang dan berat bayi.
Jika ukuran bayi dianggap normal, maka ada ukuran standar panjang bayi
berdasarkan usia kehamilan yang namanya hukum Haaese serta beratnya bayi
berdasarkan usia kehamilan menurut tuan Struber. Bunyi hukumnya adalah panjang
bayi dalam 5 bulan pertama merupakan kwadrat dari usia bulannya sedanglan mulai
enam bulan dan seterusnya panjang bayi adalah usia bulan dikali dengn angka 5
(lima). Tabelnya sbb:
Sedangkan Struber mendapatkan ukuran berat sbb:
Angka2 yang dihasilkan adalah angka rata-rata konstanta yang telah diteliti
oleh tuan Haase dan Struber. Kalau Tuan Didik yang melakukan atau tuan2 Indonesia yang
lain jelas akan menghasilkan angka2 yang berbeda
Dalam print-out hasil
USG akan kita temukan beberapa istilah yang sering dipakai.
Beberapa parameter tersebut diantaranya:
GS = Gestasional Sac
ukuran kantong
kehamilan, berupa bulatan hitam. Untuk mengukur usia kehamilan trimester (TM) I
CRL = Crown Rump Length (Ukuran
jarak dari puncak kepala ke 'ekor' bayi
Untuk mengukur usia kehamilan TM I)
BPD = Biparietal Diameter (Ukuran
diameter tulang pelipis kiri dan kanan
Untuk mengukur usia kehamilan TM II/III)
FL = Femur Length (Merupakan
ukuran panjang tulang paha bayi.
Untuk
mengukur usia kehamilan TM II/III)
HC = Head Circumferensial
= Lingkaran kepala
Mengukur usia
kehamilanTM II/III
AC = Abdominal
Circumferencial (ukuran lingkaran perut bayi Untuk mengukur usia kehamilan TM
II/III Dikombinasikan dengan BPD akan menghasilkan perkiraan berat bayi)
FW = Fetal weight = Berat
Bayi
F-HR=Fetal Heart Rate =
Frekuensi Jantung Bayi
Masih ada yang lainnya,
tapi yang paling sering dipergunakan ya itu...
Gambar USG BPD
Gambar USG CRL
Gambar USG GS
Berikut
ini ada grafik ukuran BPD daN FL, pakai ukuran yang ditengah (rata-rata). Usia
hamil dalam minggu dan ukuran BPD atau FL dalam milimeter (mm)
BIPARIETAL
DIAMETER (BPD)
FEMUR
LENGHT (FL)
15.
Penilaian dengan Modalitas USG
Pemeriksaan dengan USG justru dapat memberikan
sejumlah manfaat, antara lain mendeteksi kelainan anatomis pada organ dengan
cepat dan akurat. Berbeda dengan pemeriksaan rontgen yang menggunakan sinar
tembus dan dapat menimbulkan kelainan pada jaringan tubuh karena radiasinya,
pemeriksaan USG tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi ibu dan
janin. Penelitian yang dilakukan para peneliti dari King Edward Memorial
Hospital, Australia, menunjukkan, USG tidak akan mempengaruhi tumbuh kembang
fisik dan otak bayi saat mereka memasuki usia balita. Penelitian ini sendiri telah dilakukan sejak 10 tahun yang lalu, dan
melibatkan 2.700 anak balita beserta ibunya.
Sampai saat ini belum ada laporan mengenai
efek fisik yang merugikan terhadap janin, ibu maupun pemeriksa sebagai akibat
dari penggunaan USG, sehingga pemeriksaan USG untuk kelainan kongenital cukup
aman dilakukan pada trimester I sampai trimester III dengan sensitivitas dan
spesifisitas yang cukup tinggi, masing-masing berkisar 90-95%.
Patut pula dicatat, pemeriksaan dengan USG
juga tidak menimbulkan rasa sakit bagi pasien dan tidak memerlukan persiapan
khusus. Namun, khusus untuk pemeriksaan kantung empedu, memang perlu puasa
sekurangnya delapan jam.
Pemeriksaan diagnostik invasif memerlukan
bantuan USG, hal ini menyebabkan USG menjadi alat deteksi kelainan kongenital
yang utama.
Penentuan usia
gestasi harus dilakukan pada saat pemeriksaan ultrasonografi pertama kali,
dengan menggunakan kombinasi ukuran kepala seperti DBP atau lingkar kepala, dan
ukuran ekstremitas seperti panjang femur. Pengukuran pada kehamilan trimester III tidak akurat untuk menetukan usia
gestasi. Jika sebelumnya sudah dilakukan 1 kali atau lebih pemeriksaan
ultrasonografi, maka usia gestasi pada pemeriksaan sekarang harus didasarkan
atas hasil pemeriksaan CRL, DBP, lingkar kepala, dan/atau panjang femur yang
paling awal dilakukan sebelumnya, oleh karena hasilnya akan lebih akurat.
Dengan demikian usia gestasi sekarang = usia gestasi pada pemeriksaan pertama +
interval waktu (minggu) sampai pemeriksaan sekarang. Pengukuran bagian-bagian
struktur tubuh janin yang abnormal (seperti kepala pada janin hidrosefalus atau
ekstremitas pada janin dengan displasia skeletal) tidak boleh digunakan untuk
penghitungan usia kehamilan
a. Standard pengukuran DBP dilakukan pada bidang aksial kepala melalui
thalamus (transthalamik). Jika bentuk kepala dolikosefalus atau brakhisefalus,
pengukuran DBP akan tidak akurat. Bentuk kepala yang demikian dapat diketahui
melalui pengukuran indeks sefalik, yaitu rasio DBP dengan diameter
fronto-oksipital. Pada keadaan tersebut ukuran yang digunakan
sebaiknya adalah lingkar kepala.
b. Pengukuran lingkar kepala dilakukan pada bidang yang sama seperti pada
pengukuran DBP. Pengukuran dilakukan melalui permukaan luar tulang kepala.
c. Panjang femur harus diukur dan dicatat secara rutin setelah kehamil-an 14
minggu. Seperti halnya ukuran kepala, panjang femur juga mempunyai variasi
biologik tertentu pada kehamilan lanjut.
d. Perkiraan berat janin harus ditentukan pada akhir trimester II dan
trimester III, dan memerlukan pengukuran lingkar abdomen.
1) Pengukuran lingkar abdomen dilakukan melalui bidang transversal abdomen
pada daerah pertemuan vena porta kiri dan kanan. Pengukuran lingkar abdomen
diperlukan untuk memprakirakan berat janin dan untuk mendeteksi pertumbuhan
janin terhambat dan makrosomia.
2) Jika sebelumnya sudah dilakukan pengukuran biometri janin, maka prakiraan
laju pertumbuhan janin harus ditentukan.
e. Evaluasi uterus (termasuk serviks) dan struktur adneksa.
Pemeriksaan ini berguna untuk memperoleh temuan
tambahan yang mempunyai arti klinis penting. Jika terlihat suatu mioma uteri
atau massa adneksa, catat lokasi dan ukurannya. Ovarium ibu seringkali tidak
bisa ditemukan dalam pemeriksaan ultrasonografi pada trimester II dan III.
Pemeriksaan cara transvaginal atau transperineal berguna untuk mengevaluasi
serviks, bila pada cara pemeriksaan trans abdominal letak kepala janin
menghalangi pemeriksaan serviks.
f. Meskipun tidak perlu dibatasi, pemeriksaan ultrasonografi paling tidak
harus meliputi penilaian anatomi janin seperti: ventrikel serebri, fossa posterior (termasuk hemisfer
serebri dan sisterna magna), four-chamber view jantung (termasuk
posisinya di dalam toraks), spina, lambung, ginjal, kandung kemih, insersi tali
pusat janin dan keutuhan dinding depan abdomen. Jika posisi janin memungkinkan, lakukan juga pemeriksaan terhadap
bagian-bagian janin lainnya.
Dalam praktiknya tidak semua kelainan sistem
organ tersebut di atas dapat dideteksi melalui pemeriksaan ultrasonografi.
Pemeriksaan tersebut di atas dianjurkan sebagai standar minimal untuk
mempelajari anatomi janin. Kadang-kadang beberapa bagian struktur janin tidak
bisa dilihat, karena posisi janin, volume cairan amnion yang berkurang, dan
habitus tubuh ibu akan membatasi pemeriksaan ultrasonografi. Jika hal ini
terjadi, maka struktur janin yang tidak bisa terlihat dengan baik harus
dicantumkan di dalam laporan pemeriksaan ultrasonografi. Pemeriksaan yang lebih
seksama harus dilakukan terhadap suatu organ yang diduga mempunyai kelainan.
Pada trimester kedua, USG akan membantu melihat
bentuk jantung dan sistem saraf pusat (SSP). ”Ada tidaknya kelainan di otak,
kelainan hidrosephalus, kelainan katarak pada bola mata, kelainan rongga
jantung seperti jantung bocor, dan sebagainya." Skrining pada jantung
dikenal sebagai pemeriksaan 4 chamber view (pandangan 4 ruangan).
Pada pemeriksaan trimester kedua ini juga bisa
dilihat ada-tidaknya kelainan tulang belakang, meliputi celah pada tulang
belakang (spina bifida). Awal trimester kedua juga bisa menentukan adanya bibir
sumbing.
Pada trimester ketiga, kita bisa melihat kelainan
janin yang berhubungan dengan persalinan, misalnya, apakah tali pusat menempel
pada plasenta dengan baik. Juga kelainan lain, seperti plasenta di bawah atau
janin terlilit tali pusat, dan sebagainya.
Standar RCOG untuk pemeriksaan USG pada kehamilan
20 minggu adalah sebagai berikut :
1) Umur kehamilan : dengan mengukur diameter biparietal (BPD), lingkar kepala
(HC) dan panjang femur (FL)
2) Nomalitas janin
3) Bentuk kepala dan struktur di dalamnya : midline echo, kavum pellucidum,
cerebellum, ukuran ventrikel dan atrium (< 10 mm)
4) Spina : longitudinal dan transversal
5) Bentuk abdomen dan isinya (setinggi lambung)
6) Bentuk abdomen dan isinya (setinggi umbilikus)
7)
Pelvis ginjal (jarak
anterior-posterior < 5 mm)
8)
Aksis longitudinal : tampak toraks – abdominal (diafragma / buli-buli)
9)
Toraks (setinggi 4 chamber view)
10) Lengan – 3 tulang dan tangan (tidak termasuk jari-jari)
11) Tungkai – 3 tulang dan kaki (tidak termasuk jari-jari)
12) Optional : pembuluh darah yang keluar dari jantung, muka dan bibir
Kelainan
kongenital pada umumnya akan terdeteksi secara USG apabila ditemukan hal-hal
sebagai berikut :
1)
Hilangnya struktur anatomi yang normal, contoh : tidak ditemukannya
gambaran cairan dalam lambung harus dicurigai adanya kelainan atresia esofagus.
Tidak ada klavaria ditemukan pada kasus anencephali atau acrania.
2)
Terjadinya perubahan bentuk, tepi, lokasi atau ukuran dari struktur
anatomi yang normal, contoh: adanya massa
dalam tengkorak menunjukkan kemungkinan suatu encephalocele. Lambung terlihat
dalam rongga dada menunjukkan adanya hernia diafragmatika.
3)
Adanya struktur abnormal, contoh: double buble signs merupakan tanda
atresia duodeni.
4)
Kelainan biometri janin, contoh: tulang-tulang anggota gerak yang
lebih pendek dari ukuran yang normal menandakan adanya skeletal dysplasia.
5)
Adanya gerakan janin yang abnormal, contoh: pada kasus arthrogryposis
multiplex congenital maka janin sama sekali tidak bergerak.
16.
TAK 100% AKURAT
Perlu diketahui,
akurasi/ketepatan pemeriksaan USG tidak 100%, melainkan 80%. Artinya,
kemungkinan ada kelainan bawaan/kecacatan pada janin yang tidak terdeteksi atau
interpretasi kelamin janin yang tidak tepat. Hal ini dipengaruhi beberapa
faktor antara lain:
a.
Keahlian/kompetensi dokter
yang memeriksanya.
Tak semua dokter ahli kandungan dapat dengan baik mengoperasikan alat USG. Sebenarnya untuk pengoperasian alat ini diperlukan sertifikat tersendiri.
b.
Posisi bayi
Posisi bayi seperti tengkurap atau meringkuk juga menyulitkan daya
jangkau/daya tembus alat USG. Meski dengan menggunakan USG 3 atau 4 Dimensi
sekalipun, tetap ada keterbatasan.
c.
Kehamilan kembar
Kondisi hamil kembar juga menyulitkan alat USG melihat masing-masing
keadaan bayi secara detail.
d.
Ketajaman/resolusi alat
USG-nya kurang baik.
e.
Usia kehamilan di bawah 20
minggu.
f.
Air ketuban sedikit.
g.
Lokasi kelainan, seperti
tumor di daerah perut janin saat usia kehamilan di bawah 20 minggu agak sulit
dideteksi.
C.
PENUTUP
D.
PUSTAKA