Minggu, 20 Maret 2011

Kaitan PCOs (Polikistic Ovarium Syndrom) dengan infertilitas, hipergonadism, hiperinsulin

Sindroma Ovarium Polikistik (Polycystic Ovary Syndrome /PCOS) atau juga dikenal sebagai Sindroma Stein-Leventhal merupakan salah satu gangguan hormonal yang paling sering pada wanita (5% -10% dari wanita usia reproduksi (12-45 tahun) dan diduga menjadi salah satu penyebab utama infertilitas wanita. PCOS diartikan sebagai kumpulan gejala akibat peningkatan hormon kelaki-lakian/androgen (hiperandrogenisme) dan adanya gangguan ovulasi tanpa disertai adanya kelainan pada anak ginjal (hiperplasia adrenal kongenital), peningkatan hormon prolaktin /produksi susu (hiperprolaktinemia) atau adanya tumor /neoplasma yang memproduksi hormon androgen.
Memang istilah polikistik yang berarti adanya “banyak kista” sering kali disalah mengertikan. Banyak penderita mengiran bahwa adanya “kista” berarti memerlukan pembedahan dan bahkan meningkatkan ketakutan dan kekhawatiran tentang kemungkinan kanker atau penyakit ginekologi lainnya. Padahal istilah yang tepat adalah banyaknya folikel telur (ukuran 4- 8mm) yang tidak berkembang yang tampak pada indung telur sebagai “kista kecil-kecil”. Bukan kista yang berukuran besar yang menunjukkan adanya tumor indung telur.
Gejala dan Diagnosis
Gejala yang timbul dapat bervariasi dari tanpa gejala sama sekali sampai gejala seperti infertilitas, anovulasi kronik yang ditandai dengan amenorea, oligomenorea, gangguan haid atau perdarahan uterus disfungsional, jerawat, hirsutisme/maskulinisasi, obesitas. Gejala dan keparahan sindrom sangat bervariasi di antara wanita.
Menurut Kriteria Rotterdam (2003) diagnosis PCOS ditegakkan apabila memenuhi 2 dari 3 gejala, (1) Adanya gangguan haid akibat sedikit hingga tidak adanya ovulasi (oligo- or anovulation) (2) Adanya tanda secara klinis atau biokimia hiperandogen atau (3) gambaran ovarium polikistik dari pemeriksaan USG.
Penyebab PCOS tidak diketahui secara pasti, namun diduga adanya resistansi insulin, diabetes, dan obesitas semuanya sangat berkorelasi dengan kelainan ini.
Wanita dengan berat badan berlebih atau obesitas punya peluang sebanyak 50%-60% mengalami PCOS, terkait bahwa pada wanita obesitas punya kemungkinan ( karena mengalami resistensi insulin )sehingga menyebabkan kadar insulin dalam darah meningkat. Kadar insulin yang tinggi akhirnya merangsang laju androgen yang berlebihan sehingga menyebabkan maskulinisasi sepereti tubuhnya rambut dikumis, dagu, kaki, tangan yang berlebihan dan menyerupai pola pertumbuhan rambut laki-laki.
Sindrom ovarium polikistik dan infertilitas
Ketidaksuburan/infertilitas adalah gejala yang sering dialami wanita yang didiagnosis memiliki sindrom ovarium polikistik. Pada penelitian didapatkan tujuh dari sepuluh wanita yang mengalami infertilitas karena gangguan ovulasi yang juga mengalami gangguan haid (2-3 bulan sekali) ternyata mengidap sindrom ovarium polikistik. Penderita mengalami gangguan keseimbangan hormon berupa peningkatan hormon Luteinizing Hormon (LH) yang menetap sehingga terjadi gangguan ovulasi. Kadar LH yang meningkat menyebabkan sel teka yang aktif menghasilkan androgen dalam bentuk androstenedion dan testosteron. Keadaan hiperandrogenik ini menyebabkan lingkungan internal folikel bersifat dominan androgen sehingga tidak dapat berkembang dan akhirnya mati.
Ketidakseimbangan hormon ini jugalah yang mengakibatkan mudahnya penderita sindrom ovarium polikistik yang berhasil hamil mengalami keguguran dan tidak jarang keguguran ini terjadi berulang.
Sindrom ovarium polikistik dan kesehatan jangka panjang
Ada beberapa masalah kesehatan jangka panjang terkait dengan PCOS. Wanita dengan PCOS punya kemungkinan lebih besar mengalami diabetes mellitus dikemudian hari. Mereka juga memiliki peningkatan risiko hipertensi dan penyakit jantung. Wanita dengan PCOS juga memiliki peningkatan risiko kanker rahim.
Etiologi PCOS tidak diketahui secara pasti, namun diperkirakan sangat dipengaruhi oleh genetik. Bila dalam satu keluarga terdapat penderita PCOS maka 50% wanita dalam keluarga tersebut akan menderita PCOS pula.6
Tanda awal PCOS umumnya terlihat setelah menarche. Remaja dengan periode haid sekitar 45 hari perlu mendapatkan pemeriksaan lanjutan untuk menyingkirkan kemungkinan PCOS. (Perlu diingat bahwa saat haid dan ovulasi pertama sulit sekali diramalkan. Persitiwa tersebut umumnya menjadi regular setelah 2 tahun pasca menarche). Pada beberapa penderita, gejala PCOS muncul setelah berat badan meningkat pesat.
Gejala dan keluhan PCOS disebabkan oleh adanya perubahan hormonal. Satu hormon merupakan pemicu bagi hormon lainnya. Hal ini akan menimbulkan lingkaran setan dari suatu gangguan keseimbangan hormonal dalam sistem endokrin. Gangguan tersebut antara lain adalah :
• Hormon ovarium. Bila kadar hormon pemicu ovulasi tidak normal maka ovarium tidak akan melepaskan sel telur setiap bulan. Pada beberapa penderita, dalam ovarium terbentuk kista-kista kecil yang menghasilkan androgen.
• Kadar androgen yang tinggi. Kadar androgen yang tinggi pada wanita menyebabkan timbulnya jerawat dan pola pertumbuhan rambut seperti pria serta terhentinya ovulasi.
• Kadar insulin dan gula darah yang meningkat. Sekitar 50% tubuh penderita PCOS bermasalah dalam penggunaan insulin yaitu mengalami resistensi insulin. Bila tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan baik maka kadar gula darah akan meningkat. Bila keadaan ini tidak segera diatasi, maka dapat terjadi diabetes kelak dikemudian hari.


Gejala
Gejala PCOS cenderung terjadi secara bertahap. Awal perubahan hormon yang menyebabkan PCOS terjadi pada masa remaja setelah menarche. Gejala akan menjadi jelas setelah berat badan meningkat pesat.
Gejala yang diperlihatkan oleh penderita PCOS kadang-kadang tidak jelas dan tidak jarang penderita datang ke dokter bukan dengan keluhan PCOS.
Gejala PCOS awal:
• Jarang atau tidak pernah mendapat haid. Setiap tahun rata-rata hanya terjadi kurang dari 9 siklus haid ( siklus haid lebih dari 35 hari ).8 Beberapa penderita PCOS dapat mengalami haid setiap bulan namun tidak selalu mengalami ovulasi.
• Perdarahan haid tidak teratur atau berlebihan. Sekitar 30% penderita PCOS memperlihatkan gejala ini.9
• Rambut kepala rontok dan rambut tubuh tumbuh secara berlebihan. Kerontokan rambut dan pertumbuhan rambut berlebihan dimuka, dada, perut (hirsuitisme) disebabkan oleh kadar androgen yang tinggi.15
• Pertumbuhan jerawat. Pertumbuhan jerawat disebabkan pula oleh kadar androgen yang tinggi.
• Depresi. Perubahan hormon dapat menyebabkan gangguan emosi.
Gejala PCOS lanjut
• Berat badan meningkat atau obesitas terutama pada tubuh bagian atas (sekitar abdomen dan pinggang). Gejala ini disebabkan oleh kenaikan kadar hormon androgen.10
• Kerontokan rambut dengan pola pria atau penipisan rambut kepala (alopesia). Gejala ini disebabkan oleh kenaikan kadar hormon androgen.
• Abortus berulang. Penyebab hal ini tidak diketahui dengan jelas. Abortus mungkin berkaitan dengan tingginya kadar insulin, ovulasi yang terhambat atau masalah kualitas sel telur atau masalah implantasi pada dinding uterus.
• Sulit mendapatkan kehamilan (infertil) oleh karena tidak terjadi ovulasi.
• Hiperinsulinemia dan resistensi insulin yang menyebabkan obesitas tubuh bagian atas, perubahan kulit dibagian lengan, leher atau pelipatan paha dan daerah genital.
• Masalah gangguan pernafasan saat tidur (mendengkur). Keadaan ini berhubungan dengan obesitas dan resistensi insulin.
• Nyeri panggul kronis (nyeri perut bagian bawah dan panggul )
• Tekanan darah tinggi seringkali ditemukan pada penderita PCOS.
Alasan utama penderita PCOS datang ke dokter adalah :
• Masalah gangguan haid
• Hirsuitisme
• Infertilitas
• Obesitas terutama pada tubuh bagian atas
Permasalahan dalam PCOS
Sindroma Ovarium Polikistik adalah kumpulan masalah kesehatan yang berkaitan erat dengan gangguan keseimbangan hormonal. Gejala umum PCOS adalah gangguan haid, abortus berulang, kerontokan rambut kepala, pertumbuhan rambut yang tidak normal, jerawat dan obesitas.
PCOS meningkatkan resiko terjadinya gangguan kesehatan yang lebih berat antara lain, hipertensi, penyakit jantung, diabetes, CVA, abnormalitas gambaran lemak darah, karsinoma endometrium.
Masalah reproduksi
Gangguan keseimbangan hormonal akibat PCOS menyebabkan terjadinya sejumlah permasalahan dalam kehamilan dan masalah kesehatan reproduksi lain :
• Infertilitas
• Abortus berulang
• Diabetes gestasional
• Hipertensi dalam kehamilan dan atau persalinan dengan segala akibatnya (pre eklampsia/eklampsia, bayi kecil masa kehamilan, persalinan preterm)
• Hiperplasia endometrium (lesi prakanker). Keadaan ini terjadi bila siklus haid tidak berlangsung secara teratur sehingga terjadi “penumpukan” endometrium. Penggunaan pil kontrasepsi diharapkan dapat menurunkan kejadian hiperplasia endometrium.
• Karsinoma endometrium. Resiko meningkat 3 kali lipat dibandingkan dengan yang bukan penderita PCOS.
Menjelang menopause, sebagian penderita memperlihatkan pola haid yang lebih teratur. Tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi. Meskipun demikian, riwayat PCOS masih tetap akan meningkatkan resiko hipertensi, diabetes, penyakit jantung dan karsinoma endometrium.
Masalah insulin dan metabolisme gula
Insulin adalah hormon yang diperlukan oleh sel untuk mendapatkan energi dari glukosa. Namun kadang-kadang sel tidak menunjukkan respon yang memadai terhadap aktivitas insulin. Keadaan ini disebut sebagai resistensi insulin. Resistensi insulin menyebabkan kenaikan kadar gula darah dan diabetes.
Lebih dari 40% penderita PCOS menunjukkan adanya resistensi insulin, dan lebih dari 10% diantaranya akan menderita diabetes melitus tipe 2 saat berusia sekitar 40 tahun. Kadar insulin juga meningkat pada penderita resistensi insulin. Kadar insulin yang tinggi seperti ini dapat meningkatkan kadar hormon pria sehingga keluhan PCOS menjadi semakin parah.

Masalah kesehatan akibat resistensi insulin :
• Hipertensi
• Kadar trigliserida meningkat
• Kadar kolesterol HDL rendah
• Kadar gula darah meningkat
• Peningkatan timbunan lemak tubuh (terutama di bagian perut)
Masalah jantung dan pembuluh darah
Diperkirakan bahwa tingginya kadar insulin pada penderita PCOS memperburuk masalah jantung dan pembuluh darah. Masalah tersebut antara lain :
• Artherosclerosis ( pengerasan arteri).
• Penyakit arteri koroner dan serangan jantung. Sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa kemungkinan serangan jantung meningkat 7 kali lipat pada penderita PCOS.13
• Hipertensi.
• Hiperkolesterolemia.
• Stroke.
Masalah gangguan pernafasan saat tidur ( mendengkur)
“Obstructive Sleep Apnea” berkaitan erat dengan obesitas dan resistensi insulin. 8
Faktor Resiko PCOS
Faktor resiko utama terjadinya PCOS adalah riwayat PCOS dalam keluarga. Diperkirakan terdapat kombinasi genetik dalam kejadian PCOS.8 Bila dalam satu keluarga terdapat penderita PCOS maka kemungkinan terjadinya PCOS adalah 50%. PCOS dapat diturunkan dari pihak bapak atau ibu kepada anaknya.
Riwayat keluarga dengan Diabetes diperkirakan juga akan meningkatkan resiko terjadinya PCOS oleh karena ada hubungan yang sangat kuat antara kejadian diabetes dan PCOS. Saat sekarang sedang dilakukan penelitian kearah ini.
Penggunaan obat anti kejang tertentu juga diperkirakan akan meningkatkan resiko terjadinya PCOS.6
Kewaspadaan Terhadap PCOS
PCOS adalah keadaan yang bersifat kronis. Gejala atau keluhan cenderung untuk terjadi secara bertahap. Tidak jarang bahwa gejala PCOS di salah artikan dengan masalah medis yang lain.
PCOS menyebabkan munculnya gejala atau keluhan yang sangat bervariasi sehingga sulit buat penderita untuk menentukan saat kapan dia harus pergi ke dokter. Harus diingat bahwa diagnosis dan terapi dini pada kasus PCOS akan dapat mencegah terjadinya masalah kesehatan yang lebih berat, seperti misalnya diabetes dan penyakit jantung kelak di kemudian hari. Seseorang harus pergi ke dokter bila mengalami gejala-gejala yang mencurigakan PCOS.
Seorang wanita remaja diharapkan pergi ke dokter bila :
• Sampai usia 14 tahun masih belum mendapatkan haid dan terjadi pertumbuhan rambut di dada, punggung atau muka (hirsuitisme)
• Sampai usia 15 tahun belum mendapatkan haid atau 2 tahun setelah tumbuhnya payudara dan rambut pubis.
• Memperoleh haid kurang dari 8 kali dalam waktu 1 tahun dan sudah memperoleh haid selama 2 tahun.
• Jerawat yang berlebihan ; rambut kepala rontok ; pertumbuhan rambut berlebihan di dada, punggung atau muka.
• Siklus haid kurang dari 21 hari atau lebih dari 45 hari secara terus menerus
• Terdapat gejala diabetes, seperti mudah haus dan buang air kecil (khususnya malam hari), rasa lapar meningkat, penurunan berat badan secara mendadak, pandangan kabur atau gangguan sensorik pada telapak tangan atau kaki.
• Tumbuh jerawat berlebihan, kulit berminyak, acrochordon pada daerah leher, acanthosis nigricans pada lipatan kulit di leher, lipat paha atau sisi dalam lengan.
Seorang wanita pada masa reproduksi ( 20 – 40 tahun) diharapkan pergi ke dokter bila :
• Siklus haid secara terus menerus kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari.
• Siklus haid teratur namun terjadi kesulitan hamil setelah berusaha selama satu tahun.
• Perdarahan pervagina berlangsung lebih dari 8 hari, bergumpal atau terjadi bercak perdarahan berlebihan.
• Nyeri panggul berlangsung lebih dari 4 minggu.
• Pertumbuhan rambut berlebihan pada daerah dada, punggung atau muka.
• Terdapat gejala diabetes, seperti mudah haus dan buang air kecil (khususnya malam hari), rasa lapar meningkat, penurunan berat badan secara mendadak, pandangan kabur atau gangguan sensorik pada telapak tangan atau kaki.
• Tumbuh jerawat berlebihan, kulit berminyak, acrochordon pada daerah leher, acanthosis nigricans pada lipatan kulit di leher, lipat paha atau sisi dalam lengan.
• Depresi atau gangguan emosi.
• Kenaikan berat badan bagian atas dimana lemak abdomen lebih banyak dibandingkan lemak pinggul atau dikenal dengan obesitas android yang berkaitan dengan peningkatan kadar hormon seksual pria (testosteron).

kutipan: dewi susanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar